Hal-hal yang dilakukan oleh Imam di dalam shalat
1. Imam supaya menyaringkan Takbiratul Ihram, agar makmum mengetahui bahwa imam telah memulai shalat.
2. Menyaringkan/menjahrkan bacaan Al-Fatihah dan surat/ayat Al-Qur'an pada shalat Maghrib, 'Isyak dan Shubuh, serta shalat-shalat berjama'ah yang dituntunkan membaca jahr yang lain.
3. Menyaringkan Takbir-takbir serta bacaan I'tidal, dan Salam sehingga makmum mengetahui adanya perubahan-perubahan dari rukun ke rukun lainnya.
4. Menjaga kesempurnaan shalat tersebut, baik bacaannya yang teratur, tidak tergesa-gesa, tuma'ninahnya, dan terutama kekhusyu'annya yang merupakan jiwa dari shalat itu, ini semua mengingat bahwa imam menjadi pemimpin dan yang bertanggung jawab atas makmumnya.
Hal-hal yang dilakukan oleh Imam sesudah shalat
Disunahkan bagi imam, setelah selesai shalat untuk menghadap makmum .
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا صَلَّى صَلاَةً اَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ. البخارى
Dari Samurah bin Jundab, ia berkata, "Adalah Nabi SAW apabila selesai shalat, beliau menghadap kepada kami". [HR. Bukhari juz 1, hal. 205]
عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كُنَّا اِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُوْلِ اللهِ ص اَحْبَبْنَا اَنْ نَكُوْنَ عَنْ يَمِيْنِهِ فَيُقْبِلُ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ. مسلم و ابو داود، فى نيل الاوطار
Dari Baraa' bin 'Azib, ia berkata, "Apabila kami shalat dibelakang Rasulullah SAW kami senang berada di bagian kanan beliau. Karena (setelah selesai shalat) beliau menghadap kepada kami". [HR. Muslim dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar, Juz 2, hal. 348]
Perlu pula mendapat perhatian bahwa hendaknya seorang imam itu mengerti benar keadaan makmumnya, karena mengingat bahwa mungkin diantara mereka ada yang telah lanjut usia atau lemah ataupun orang-orang yang mempunyai keperluan. Maka bila demikian hendaknya imam berlaku bijaksana, yaitu tidak memanjangkan bacaan atau memilih surat yang panjang-panjang, tetapi mencukupkan dengan membaca bacaan yang ringan pada setiap rukunnya tanpa mengurangi ketertiban dan tuma'ninah shalat itu sendiri.
عَن اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا اَمَّ اَحَدُكُمُ النَّاسَ فَلْيُخَفّفْ فَاِنَّ فِيْهِمُ الصَّغِيْرَ وَ اْلكَبِيْرَ وَ الضَّعِيْفَ وَ اْلمَرِيْضَ، فَاِذَا صَلَّى وَحْدَهُ فَلْيُصَلّ كَيْفَ شَآءَ. مسلم
Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, "Apabila seseorang dari kamu mengimami orang banyak, hendaklah ia meringankannya karena diantara mereka ada yang anak kecil, ada yang sudah tua, ada yang lemah, dan ada pula yang sakit, akan tetapi apabila ia shalat sendirian, maka bolehlah ia shalat sebagaimana ia suka". [HR. Muslim juz 1, hal. 341]
عَن اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: اِذَا صَلَّى اَحَدُكُمُ لِلنَّاسِ فَلْيُخَفّفْ فَاِنَّ فِى النَّاسِ الضَّعِيْفَ وَ السَّقِيْمَ وَ ذَا اْلحَاجَةِ. مسلم
Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang diantara kalian shalat mengimami orang banyak, hendaklah ia meringankannya, karena diantara mereka ada yang lemah, ada yang sakit, dan ada yang mempunyai keperluan". [HR. Muslim juz 1, hal. 341]
Hal-hal yang harus dilakukan oleh makmum dalam shalat berjama'ah.
1. Merapikan shaff serta meluruskan dan merapatkannya
عَنْ اَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ فَاِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ. مسلم
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Ratakanlah shaff kalian, karena sesungguhnya meratakan shaff itu termasuk dari kesempurnaan shalat". [HR. Muslim, juz 1, hal. 324]
عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَتَخَلَّلُ الصَّفَّ مِنْ نَاحِيَةٍ اِلىَ نَاحِيَةٍ يَمْسَحُ صُدُوْرَنَا وَ مَنَاكِبَنَا وَ يَقُوْلُ: لاَ تَخْتَلِفُوْا فَتَخْتَلِفَ قُلُوْبُكُمْ، وَ كَانَ يَقُوْلُ: اِنَّ اللهَ وَ مَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الصُّفُوْفِ اْلاَوَّلِ. ابوداود
Dari Al-Bara' bin 'Azib, ia berkata : "Adalah Rasulullah SAW mendatangi barisan shaff dari sudut ke sudut, beliau meratakan dada-dada kami dan bahu-bahu kami sambil bersabda, "Janganlah kalian maju mundur, yang menyebabkan maju mundurnya hati kalian pula”. Dan beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat atas ahli shaff yang pertama". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 178].
2. Menyambung shaff (menutup tempat yang longgar)
اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَقِيْمُوا الصُّفُوْفَ وَحَاذُوْا بَيْنَ اْلمَنَاكِبِ وَ سُدُّوا اْلخَلَلَ وَ لِيْنُوْا بِاَيْدِيْ اِخْوَانِكُمْ وَ لاَ تَذَرُوْا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَ مَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللهُ وَ مَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللهُ. ابو داود عن بن عمر
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Luruskanlah shaff, dan sejajarkanlah bahu, dan tutuplah tempat yang longgar, dan lembutkanlah dirimu apabila ditarik oleh tangan-tangan saudara-saudaramu, dan janganlah kamu biarkan celah-celah syaithan. Dan barangsiapa menyambung shaff, niscaya Allah menyambungnya dan barangsiapa memotong shaff, niscaya Allah memotongnya". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 179, dari Ibnu Umar]
عَنْ اَبِى جُحَيْفَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ سَدَّ فُرْجَةً فِى الصَّفّ غُفِرَ لَهُ. البزار باسناد حسن، فى الترغيب و الترهيب
Dari Abu Juhaifah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menutup tempat yang kosong dalam shaff, ia diampuni (dari dosa-dosanya)". [HR. Al-Bazzar dengan sanad hasan, dalam Targhib wat Tarhib juz 1, hal 322]
3. Mengikuti segala gerak-gerik imam, tertib dan tidak mendahuluinya
عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَيُّهَا النَّاسُ اِنّى اِمَامُكُمْ فَلاَ تَسْبِقُوْنِى بِالرُّكُوْعِ وَلاَ بِالسُّجُوْدِ وَلاَ بِاْلقِيَامِ وَلاَ بِاْلقُعُوْدِ وَلاَ بِاْلاِنْصِرَافِ. احمد و مسلم، فى نيل الاوطار
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah imam bagi kamu, maka janganlah kamu mendahului aku waktu ruku', sujud, berdiri, duduk dan salam". [HR. Ahmad dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 159]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: اِنَّمَا جُعِلَ اْلاِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ. فَاِذَا كَبَّرَ فَكَبّرُوْا وَلاَ تُكَبّرُوْا حَتَّى يُكَبّرَ، وَ اِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوْا وَلاَ تَرْكَعُوْا حَتَّى يَرْكَعَ، وَ اِذَا قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُوْلُوْا: اَللّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ. وَ اِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوْا وَلاَ تَسْجُدُوْا حَتَّى يَسْجُدَ. وَ اِذَا صَلَّى قَائِمًا فَصَلُّوْا قِيَامًا، وَ اِذَا صَلَّى قَاعِدًا فَصَلُّوْا قُعُوْدًا اَجْمَعُوْنَ. ابو داود
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diturut. Apabila imam bertakbir maka bertakbirlah, dan janganlah kalian bertakbir sehingga imam bertakbir, apabila imam ruku' maka ruku'lah dan jangan kalian ruku' sehingga imam ruku', apabila imam mengucap “Sami’alloohu liman hamidah”, maka ucapkanlah, “Alloohumma robbanaa lakal hamdu”, apabila imam sujud, maka sujudlah dan jangan kalian bersujud sehingga imam bersujud. Apabila imam shalat dengan berdiri, maka shalatlah dengan berdiri, dan apabila imam shalat dengan duduk, maka shalatlah kalian dengan duduk semuanya". [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 164]
4. Diam dan mendengarkan bacaan imam ketika imam membaca Al-Fatihah dan surah/ayat Al-Qur'an dengan jahr.
Firman Allah SWT :
وَ اِذَا قُرِئَ اْلقُرْانُ فَاسْتَمِعُوْا لَه وَ اَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. الاعراف:204
Apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan perhatikanlah agar kalian mendapat rahmat. [QS. Al-A'raf : 204]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّمَا جُعِلَ اْلاِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ، فَاِذَا كَبَّرَ فَكَبّرُوْا وَ اِذَا قَرَأَ فَأَنْصِتُوْا، وَ اِذَا قَالَ: غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَ لاَ الضَّآلّيْنَ، فَقُوْلُوا:آمِيْنَ. وَ اِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوْا، وَ اِذَا قَالَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُوْلُوْا: اَللّهُمَّ رَبَّنَا وَ لَكَ اْلحَمْدُ. وَ اِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوْا وَ اِذَا صَلَّى جَالِسًا فَصَلُّوْا جُلُوْسًا اَجْمَعِيْنَ. ابن ماجه
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diturut, maka apabila dia bertakbir, maka bertakbirlah, dan apabila dia membaca, maka diamlah (mendengarkan). Apabila dia sudah membaca “Ghoiril maghdluubi ‘alaihim wa ladldloolliin”, ucapkanlah “Aamiin”. Apabila dia ruku’, maka ruku’lah. Apabila dia sudah membaca, “Sami’alloohu liman hamidah”, maka ucapkanlah, “Alloohumma robbanaa wa lakal hamdu”. Apabila dia sujud, maka sujudlah, dan apabila dia shalat dengan duduk maka shalatlah kamu sekalian dengan duduk”. [HR. bnu Majah juz 1, hal. 276]
5. Membaca "Aamiin" bersama imam ketika imam selesai membaca Al-Fatihah.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا قَالَ اْلاِمَامُ: غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالّيْنَ، فَقُوْلُوْا: آمِيْنَ. فَاِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ اْلمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. البخارى
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Apabila imam sudah membaca "Ghoiril maghdluubi 'alaihim waladldloolliin", maka bacalah "Aamiin". Karena barangsiapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapannya malaikat niscaya diampuni baginya dari dosa-dosanya yang telah lalu". [HR. Bukhari juz 1, hal. 190]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا اَمَّنَ اْلاِمَامُ فَاَمّنُوْا، فَاِنَّ مَنْ وَافَقَ تَأْمِيْنُهُ تَأْمِيْنَ اْلمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. الجماعة، فى نيل الاوطار
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Apabila imam membaca "Aamiin", maka bacalah "Aamiin" karena sesungguhnya barangsiapa yang bacaan aminnya itu bertepatan dengan bacaan aminnya para malaikat, niscaya diampuni baginya dari dosa-dosanya yang telah lalu". [HR. Jama'ah, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 247]
6. Cukup membaca "Robbanaa lakal hamdu" atau "Robbanaa wa lakal hamdu" atau bacaan i'tidal yang lain, setelah imam membaca "Sami'alloohu liman hamidah".
Sabda Nabi SAW :
وَ اِذَا قَالَ اْلاِمَامُ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُوُلُوْا: رَبَّنَا وَ لَكَ اْلحَمْدُ. البخارى
Dan apabila imam membaca "Sami'alloohu liman-hamidah" hendaklah kamu membaca "Robbanaa wa lakal hamdu". [HR. Bukhari juz 1, hal. 195]
7. Memperingatkan Imam apabila keliru (Tasbih - untuk pria, Tepuk tangan - untuk wanita)
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلتَّسْبِيْحُ لِلرّجَالِ وَ التَّصْفِيْقُ لِلنّسَاءِ. مسلم. و فى رواية بمثله و زاد فى الصلاة
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tasbih itu bagi laki-laki dan bertepuk tangan itu bagi wanita". [HR. Muslim juz 1, hal. 318. Dan dalam riwayat lain seperti itu dengan tambahan : "Di dalam shalat"].
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا اَيُّهَا النَّاسُ مَا لَكُمْ حِيْنَ نَابَكُمْ شَيْءٌ فِى الصَّلاَةِ اَخَذْتُمْ فِى التَّصْفِيْقِ، اِنَّمَا التَّصْفِيْقُ للِنّسَاءِ. مَنْ نَابَهُ شَيْءٌ فِى صَلاَتِهِ فَلْيَقُلْ سُبْحَانَ اللهِ. البخارى
Dari Sahl bin Sa'ad As-Sa'idiy RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Hai manusia, mengapa kalian apabila terjadi sesuatu (kekeliruan) di dalam shalat, lalu kalian bertepuk ? Hanyasanya tepuk tangan itu untuk wanita. Barangsiapa yang terjadi sesuatu kekeliruan di dalam shalatnya maka hendaklah ia menegur dengan membaca "subhaanallooh". [HR. Bukhari juz 2, hal. 69]
8. Ancaman mendahului imam
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ مُحَمَّدٌ ص: اَمَا يَخْشَى الَّذِى رَفَعَ رَأْسَهُ قَبْلَ اْلاِمَامِ اَنْ يُحَوّلَ اللهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ. مسلم
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Nabi Muhammad SAW bersabda, "Apakah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam (mengangkat kepala) itu tidak takut bahwa Allah akan merubah kepalanya menjadi kepala himar ?". [HR. Muslim juz 1, hal. 320]
Entry title: 050918 Shalat Berjama'ah (3)
Rating: 100%
votes: 99998 ratings. 5 user reviews.
Reviewer: Fadjar Stempel
Item Reviewed: 050918 Shalat Berjama'ah (3)
Rating: 100%
votes: 99998 ratings. 5 user reviews.
Reviewer: Fadjar Stempel
Item Reviewed: 050918 Shalat Berjama'ah (3)